Oleh : HA. Muhtadi Ridwan
Keadaan dunia yang tidak semakin
mudah membuat persaingan hidup semakin sengit. Hanya orang-orang berkualitas
tinggi dan memiliki keunggulan di bidang tertentulah yang akan meraih
kesuksesan di zaman sekarang. Tidak ada seorangpun dalam kehidupannya yang
tidak bertujuan untuk memperoleh kebahagiaan/kesuksesan. Hal ini ditandai oleh
setiap kali berdo’a “agar mendapatkan kebahagiaan/kesuksesan, baik di dunia
maupun di akhirat kelak”. Untuk mencapai kebahagiaan/kesuksesan dalam hidup
tidaklah semuda yang diangankan, karena memerlukan berbagai upaya. Salah satu
upaya dan ini menjadi kunci adalah berusaha menjadi Sumber Daya Insani yang
unggul dan diperhitungkan oleh banyak pihak.
Menurut data statistic yang dirilis
oleh Human Development Report pada laporan hasil resitnya bertema Human Development
Index (HDI) 2010 Rankings, kualitas SDM/SDI Indonesia ada pada posisi 108 dari
169 Negara di dunia. Perlu upaya untuk membangun SDI yang berkualitas, dan
harus dimulai dari kesadaran sendiri.
Membangun manusia berkualitas
berarti membentuk manusia yang utuh dan bernilai positif yang dapat dilihat
mulai dari aspek yang relatif mudah dibangun sampai ke aspek yang lebih rumit
dan sukar dibangun atau membutuhkan waktu bangun yang relatif lama, yaitu mulai
dari aspek fisik sampai kepada aspek akhlak atau moral, dengan memahami
indikator berkualitas.
Indikator kualitas yang dimaksudkan
antara lain :
- Berstamina tinggi sehingga mampun kerja keras
- Tangguh dan Ulet dalam menghadapi persoalan
- Cerdas berpikir dan bertindak
- Trampil dan memiliki kompetensi
- Mandiri
- Memiliki tanggung jawab
- Produktif
- Kreatif
- Inovatif
- Beorientasi ke masa depan
- Disiplin
- Berbudi
Apabila digali lebih lanjut, masih
banyak hal yang dapat menggambarkan kualitas prima manusia secara umum, namun
kita belum tentu memiliki semua sifat yang menggambarkan kualitas manusia
secara utuh dan lengkap tersebut.
Saran praktis lainnya bagi yang
ingin menjadi manusia yang lebih baik, berkualitas, dan unggul, adalah :
- Miliki nilai tambah. Orang yang memiliki nilai tambah dalam hidupnya
adalah orang yang berkualitas. Misalnya, di zaman yang makin sulit
mendapatkan orang jujur, dan Anda termasuk orang jujur, berarti Anda
adalah orang yang memiliki nilai tambah. Hal yang sama berlaku untuk karakter
yang lain, misalnya setia, rendah hati, integritas, dan masih banyak lagi
yang lainnya. Memiliki nilai tambah juga berarti memberikan lebih dari apa
yang diharapkan.
- Jadilah manusia pembelajar. Banyak orang berhenti pada posisi menjadi orang
terpelajar kemudian ia berhenti belajar. Beberapa hal dimana yang dapat
terus-menerus kita pelajari dan praktikkan adalah belajar untuk tidak
menyalahkan (blame) orang lain, situasi, atau kondisi; belajar
untuk tidak mencari-cari alasan (excuse); dan belajar untuk tidak
menghakimi orang lain (justice).
- Bijaksana dalam membuat pilihan. Sepanjang hidup ini, Anda
akan dihadapkan pada pilihan demi pilihan. Satu hal yang mungkin dapat
menjadi pertimbangan Anda dalam memilih adalah: pilihlah sesuatu yang
menghasilkan, sesuatu yang Anda sukai, dan sesuatu yang paling mudah.
Tentu saja, ada kalanya Tuhan akan menghadapkan kita pada hal-hal yang
tidak kita sukai, hal yang sulit, bahkan terkesan mustahil. Namun, ketika
hal tersebut diizinkan terjadi, pastilah ada anugerah Allah yang akan
memampukan Anda untuk melaluinya dan Anda akan keluar sebagai seorang
pemenang.
Uraian di atas merupakan cita-cita
dan idealisme yang yang didambakan oleh semua orang termasuk kader Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Idealisme dan cita-cita tersebut ternyata
relevan dengan konsep dasar yang dibuat oleh para pendiri PMII. Untuk itu,
sebagai kader harus memahami dan menghayati secara benar dan sungguh-sungguh
apa hakekat PMII, melalui refleksi sejarah latarbelakang berdirinya,
asas, sifat, dan tujuan organisasi yang kita cintai tersebut. Dengan pemahaman
dan penghayatan yang benar tentang organisasi yang dipilihnya, bisa dipastikan
seorang kader akan bergerak dan berprilaku sesuai dengan pesan yang terkandung
di dalamnya. Akhirnya sebagai kader tentu dapat menentukan pilihan bergabung di
suatu organisasi tidak hanya karena ikut-ikutan tetapi dengan pertimbangan yang
matang agar loyalitas dan komitmen sebagai kader terbangun secara benar.
Pada kesempatan ini, saya mengajak
sahabat-sahabat untuk mencermati kembali, hakekat, latar berdirinya, asas,
sifat dan tujuan PMII;
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PMII) merupakan salah satu elemen mahasiswa yang terus bercita-cita mewujudkan Indonesia ke depan menjadi lebih baik. PMII berdiri tanggal 17 April 1960
dengan latar belakang situasi politik tahun 1960-an yang mengharuskan mahasiswa turut
andil dalam mewarnai kehidupan sosial politik di Indonesia. Pendirian PMII dimotori oleh
kalangan muda NU (meskipun di kemudian hari dengan
dicetuskannya Deklarasi Murnajati 14 Juli 1972,
PMII menyatakan sikap independen dari lembaga NU). Di antara pendirinya adalah Mahbub Djunaidi dan Subhan ZE
(seorang jurnalis sekaligus politikus legendaris).
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PMII) lahir karena menjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman.
Berdirinya organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia bermula dengan
adanya hasrat kuat para mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang
berideologi Ahlusssunnah wal Jama’ah.
Dibawah ini adalah beberapa hal yang
dapat dikatakan sebagai penyebab berdirinya PMII:
1). Carut marutnya situasi politik
bangsa indonesia dalam kurun waktu 1950-1959.
2). Tidak menentunya sistem
pemerintahan dan perundang-undangan yang ada.
3). Pisahnya NU dari Masyumi.
4).Tidak enjoynya lagi mahasiswa NU
yang tergabung di HMI karena tidak terakomodasinya dan terpinggirkannya
mahasiswa NU.
5). Kedekatan HMI dengan salah satu
parpol yang ada (Masyumi) yang nota bene HMI adalah underbouw-nya.
Hal-hal tersebut diatas menimbulkan
kegelisahan dan keinginan yang kuat dikalangan intelektual-intelektual muda NU
untuk mendirikan organisasi sendiri sebagai wahana penyaluran aspirasi dan
pengembangan potensi mahasiswa-mahsiswa yang berkultur NU. Disamping itu juga
ada hasrat yang kuat dari kalangan mahsiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa
yang berideologi Ahlussunnah Wal Jama’ah.
Asas PMII sebagaimana
tercantum dalam Anggaran Dasar (AD) Bab II Pasal 2 dijelaskan bahwa PMII berasaskan
Pancasila. Sedangkan Bab III Pasal 3 menerangkan PMII bersifat
keagamaan, kemahasiswaan, kebangsaan, kemasyarakatan, independensi dan
profesional. Adapun tujuan PMII (Visi) ada dalam Bab IV Pasal 4
yaitu: ”Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah
SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan
ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.” Sedangkan
untuk mewujudkan tujuan tersebut, PMII memiliki misi sebagaimana dalam Bab IV
pasal 5, sebagai berikut:
- Menghimpun dan membina mahasiswa Islam sesuai dengan
sifat dan tujuan PMII serta peraturan perundang-undangan dan paradigma
PMII yang berlaku.
- Melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam berbagai bidang
sesuai dengan asas dan tujuan PMII serta mewujudkan pribadi insan ulul
albab.
Sekian, terima kasih. Wallahu
a’lam bi al-Shawab.
Diambil Saat (Refleksi Milad PMII Rayon Hatta, Jum’at 3 Mei 2011, pkl. 21.00-24.00)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar