Oleh
Bambang
Sulistyo, S.Pd., .M.Eng
PENDAHULUAN
Kata moral atau moralitas sering
digunakan secara sinonim dengan
kata etika. Dalam Kehidupan
sehari-hari kata etika (ethics) sering
dipertukarkan atau dianggap sama
dengan kata etiket. Kedua istilah ini
mempunyai pengertian dan penggunaan
yang berbeda sekalipun dalam
kasus-kasus tertentu, apa yang
disebut pelanggaran etiket (tidak sopan) juga
dapat berupa pelanggaran etika
(tidak etis).
Kata “ etika” mempunyai dua arti.
Pertama, etika sebagai suatu
cabang filosofi; kedua, sebagai
objek atau materi dalam kajian filosofi
tersebut. Filosofi moral meliputi
dua masalah utama: (a) meta – etika yang
menganalisis arti dan sifat elemen
moral normatif dalam tindakan, pikiran,
serta bahasa manusia dan (b) etika
normatif yang menyangkut penilaian
elemen tersebut dengan memberikan
dan menilai kriteria untuk
membenarkan peraturan dan penilaian
(judgment) tentang hal yang secara
moral disebut benar dan salah atau baik
dan buruk. Etika normatif
mempunyai implikasi langsung dengan
tindakan, sifat, institusi, dan cara
hidup manusia yang seharusnya.
DISKUSI ILMIAH
1.Pengertian Umum
Kata diskusi berasal dari bahas
Latin discutio atau discusum yang
berarti bertukar pikiran. Dalam
bahasa Inggris digunakan kata discussion
yang berarti perundingan atau
pembicaraan.
2.Dari segi istilah, diskusi berarti
perundingan/bertukar pikiran tentang
suatu masalah: untuk memahami,
menemukan sebab terjadinya masalah, dan
mencari jalan keluarnya. Diskusi ini
dapat dilakukan oleh dua-tiga orang,
puluhan, dan bahkan ratusan orang.
Pada hakikatnya, diskusi merupakan
suatu cara untuk mengatasi
masalah dengan proses berpikir
kelompok. Oleh karena itu, diskusi
merupakan kegiatan kerja sama yang
mempunyai cara-cara dasar yang harus
dipatuhi oleh seluruh kelompok.
Diskusi kelompok berlangsung jika
orang-orang yang berminat dalam
suatu masalah khusus berkumpul
dengan sengaja untuk mendiskusikan suatu
hal untuk menyelesaikan suatu
masalah. Bagi suatu diskusi yang efektif,
istilah kelompok merupakan suatu
keseluruhan yang dinamis dengan sifatsifat
yang berbeda dari sifat-sifat
anggota-anggota kelompok secara
perseorangan.
Gagasan-gagasan yang dihasilkan
suatu kelompok tidak akan dapat
dihasilkan oleh satu anggota
kelompok secara pribadi. Dalam mencapai
tujuan diskusi, pribadi-pribadi
dalam suatu kelompok saling tergantung satu
dengan lainnya untuk mencapai tujuan
akhir yang bersifat tunggal. Agar
tidak kehilangan arah, salah seorang
dari peserta diskusi harus bertindak
sebagai ketua/pemimpin/moderator.
Karena adanya partisipasi anggota
diskusi, maka kesimpulan yang
dihasilkan merupakan hasil pemikiran
bersama.
Kata ilmiah pada diskusi ilmiah
memberikan makna khusus. Diskusi
tersebut mempunyai cara-cara yang
lebih khusus dan kesimpulan yang
dihasilkan oleh diskusi tersebut
harus memenuhi persyaratan tertentu.
Perbedaan itu terutama disebabkan
bukan hanya karena materinya
yang harus menyangkut keilmuan,
tetapi juga karena asas moral yang
melatarbelakangi ilmu.
Asas moral tersebut sangat
mempengaruhi teknik berdiskusi dan hasil
diskusi. Dengan asas moral seperti
itu, semua proses dalam pelaksanaan
3.diskusi dari persiapan diskusi
sampai penyebarluasan simpulan harus
memenuhi etika keilmuan.
Macam Teknik
Diskusi
Ada beberapa macam teknik diskusi
yang dapat digunakan baik untuk
diskusi ilmiah maupun nonilmiah.
Diskusi meja bundar
Jika jumlah diskusi tidak terlalu
banyak ( 5 --- 15 orang), diskusi meja
bundar dapat dilakukan. Seorang
ketua ditunjuk untuk memimpin diskusi.
Diskusi berkelompok (buzz groups)
Jika peserta banyak dan yang
didiskusikan bermacam-macam, diskusi
dapat dilaksanakan dalam kelompok –
kelompok. Tiap kelompok dipimpin
oleh seorang ketua (kelompok).
Demikian juga, diskusi antar kelompok
dipimpin oleh seorang ketua.
Diskusi panel
Diskusi panel merupakan forum
pertukaran pikiran yang dilakukan oleh
sekelompok orang di hadapan
sekelompk pendengar mengenai suatu masalah
tertentu yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Diskusi dipimpin oleh seorang
moderator.
Pada saat diskusi, para anggota
panel duduk berjejer menghadap ke
arah para pendengar. Moderator duduk
di tengah para anggota panel.
Urutan diskusi :
1. Pendahuluan. Pertama-tama, ketua
mengumumkan pokok pembicaraan
dan menjelaskan berbagai istilah
yang harus didefinisikan. Setelah itu,
ketua memperkenalkan para anggota
panel dan mengemukakan tahap
khusus pokok pembicaraan yang akan
diutarakan setiap anggota panel.
2. Pembicaraan prasaran oleh para
anggota panel. Setelah diperkenalkan,
anggota panel secara bergiliran
menyampaikan prasaran mereka.
3. Diskusi bebas. Setelah para
anggota panel selesai mengemukakan
prasaran, anggota panel dipersilakan
untuk memberikan komentar
terhadap gagasan lain, menerangkan
berbagai hal yang memerlukan
penyelesaian yang lebih rinci, dan
mempertahankan pernyataan yang
ditentang.
4. Peran serta pendengar. Kalau
diskusi antarpanelis telah dianggap
cukup, ketua/moderator mempersilakan
para pendengar untuk
mengemukakan pendapat atau
pertanyaan mereka kepada anggota
panel.
5. Rangkuman. Pada akhir diskusi,
ketua merangkum hasil diskusi dengan
jalan menyatakan butir – butir yang
sama-sama disepakati, yang masih
menimbulkan perbedaan pendapat, dan
butir-butir yang tidak disepakati
anggota panel dan pendengar.
Seminar
Kata seminar berasal dari kata Latin
semin yang berarti “benih”. Jadi,
seminar berarti “ tempat benih-benih
kebijaksanaan”. Seminar merupakan
pertemuan ilmiah yang dengan
sistematis mempelajari suatu topik khusus di
bawah pimpinan seorang ahli dan
berwenang dalam bidang tersebut.
Ketua duduk di depan bersama
pembicara dan (para) penyanggah.
Setelah ketua memberikan pengantar,
pembicara membawakan makalah,
kemudian secara bergiliran
penyanggah melancarkan sanggahannya. Setelah
berbagai komentar dan sanggahan
ditanggapi pembicara, pendengar diberi
kesempatan untuk mengemukakan
pendapat dan pertanyaan.
Konferensi
Konferensi sebagai suatu bentuk
diskusi kadang-kadang mengacu
kepada diskusi untuk pengambilan
tindakan. Konferensi berusaha membuat
5
suatu keputusan yang akan diikuti
dengan tindakan berdasarkan keputusan
itu. Dalam Ensiklopedia Indonesia
F-M, konferensi diartikan sebagai
pembicaraan, permusyawaratan, rapat
yang terutama dipakai untuk
pertemuan antara wakil-wakil dari
berbagai negara untuk membicarakan
kepentingan-kepentingan bersama.
Konferensi sering dipertukargunakan
dengan kongres. Dalam
Ensiklopedi Indonesia F-M, kongres
didefinisikan sebagai :
(1) Rapat yang diselenggarakan oleh
suatu partai dan dihadiri oleh wakilwakil
dari semua cabang partai tersebut.
Kongres biasanya dilakukan
sekali setahun untuk menentukan
garis besar aktivitas partai.
(2) Pertemuan antarwakil berbagai
negara. Biasanya lebih penting daripada
konfrensi biasa.
Lokakarya (Workshop)
Lokakarya merupakan pertemuan yang
bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan dan ketrampilan peserta
dengan menggunakan berbagai jenis
metode pertemuan.
Lokakarya dimulai dengan pandangan
umum tentang masalah yang
akan dipecahkan. Sesudah itu,
peserta dibagi dalam kelompok-kelompok.
Setiap kelompok didampingi oleh
penasehat ahli. Dalam lokakarya, masalah
yang dibahas spesifik, diskusi dan
pengkajian sangat terarah dan mendalam
secara teknis, dan
kesimpulan/keputusan diambil sebagai hasil lokakarya.
Rapat kerja
Rapat kerja adalah suatu pertemuan
wakil-wakil eselon suatu
badan/instansi untuk membahas suatu
masalah sesuai dengan tugas/fungsi
badan/instansi yang bersangkutan
untuk mendapatkan keputusan mengenai
masalah yang sedang dihadapi.
6
Rapat kerja membahas masalah yang
jelas/spesifik, dilakukan dengan
terarah dan terpimpin, menghasilkan
keputusan, dan dipimpin oleh pimpinan
badan/instansi yang bersangkutan.
Simposium
Simposium merupakan pertemuan
terbuka dengan beberapa
pembicara yang menyampaikan ceramah
pendek mengenai aspek yang
berbeda tetapi saling berkaitan
tentang suatu masalah. Simposium
dipimpin oleh seorang ketua yang
bertugas mengatur jalannya diskusi.
Pendengar bertanya dan para ahli
menjawab.
Kolokium
Beberapa ahli diundang untuk memberi
jawaban terhadap pertanyaan
yang diajukan pendengar mengenai
topik yang ditentukan. Bedanya dengan
simposium, dalam kolokium para
ahli tidak mengajukan (makalah).
Debat
Debat berarti berbicara kepada lawan
untuk membela
pendirian/pendapatnya atau menyerang
pendirian/pendapat lawannya. Debat
dapat juga dilakukan antar kelompok.
Debat dipimpin oleh seorang ketua.
Fishbowl
Panitia menyediakan kursi dalam
bentuk setengah lingkaran .Ketua
duduk pada kursi yang di tengah menghadap
kepada pendengar. Kursi-kursi
di sebelah ketua diduduki oleh para
ahli dan yang di sebelah kanan kosong.
Setelah ketua memberi penjelasan,
mereka yang ingin bertanya maju dan
duduk pada kursi kosong dan
mengajukan pertanyaan yang akan dijawab
oleh para ahli. Para penanya
bergantian maju dan menduduki kursi yang
kosong.
7
Curah pendapat (brainstorming)
Dalam metode ini, suatu persoalan
diajukan dan peserta diminta
mengemukakan saran secara cepat dan
spontan. Semua dicatat di papan
tulis atau pada kertas. Pada
dasarnya, semua masukan diterima. Kemudian,
seluruh kelompok mengevaluasi
masukan-masukan tersebut.
Bull session
Diskusi ini bersifat informal. Pada
umumnya, diskusi tipe ini tidak
dipimpin dan mungkin efektif untuk
digunakan pada waktu senggang.
Etika
Berdiskusi
Penyelenggara
Dalam penyelengaraan suatu diskusi,
kepanitiaan biasanya terdiri dari ketua
umum, panitia pengarah, dan panitia
pelaksana. Sebaiknya ketua umum juga
merangkap keanggotaan panitia
pengarah agar pelaksanaan diskusi sesuai
dengan permasalahan yang ingin
diatasi.
Tugas panitia pengarah dan pelaksana
tergantung dari tujuan, jenis,
dan “besarnya” cakupan diskusi.
Tugas panitia pengarah
Panitia pengarah bertugas :
1. Menerjemahkan tujuan diskusi
secara jelas dan rinci.
2. Menerjemahkan tujuan diskusi ke
dalam topik-topik diskusi (yang sesuai).
3. Menentukan pemakalah yang akan
diminta menulis dan membawakan
topik diskusi.
4. Menyusun jadwal kegiatan diskusi.
5. Menyusun tim perumus jika
diperlukan suatu tim perumus.
6. Menulis laporan hasil diskusi.
7. Menyunting makalah baik sebelum
maupun sesudah presentasi.
8. Menyunting rumusan diskusi.
9. Menyusun proseding hasil diskusi.
8
Panitia Pelaksana
Tugas pelaksana adalah menyukseskan
diskusi dengan menyiapkan
sarana diskusi. Kadang-kadang hal
yang dianggap kecil sering menjadi batu
sandung keberhasilan penyelenggaraan
diskusi.
Hal yang tidak layak, jika peserta
diskusi sudah hadir dan
penyelenggara masih sibuk menyiapkan
overhead proyektor misalnya. Lebih
tidak layak lagi, jika tamu sudah
datang, petugas belum hadir. Pembicara
sudah hampir selesai dengan
prasarannya, air bening baru dihidangkan.
Hal-hal penting bagi petugas
pelaksana dalam kesekretariatan:
1. Semua kelengkapan diskusi harus
sudah dicek sehari sebelum diskusi
dimulai. Suku cadang berbagai
peralatan harus disiapkan.
2. Nama peserta, atau siapa pun yang
terlibat dalam diskusi jangan diubah.
3. Baik ejaan maupun redaksi makalah
lebih lebih isinya jangan diubah.
4. Orang yang diundang untuk
menyajikan suatu makalah hendaknya tahu
betul apa yang diharapkan darinya.
Term of reference diskusi dan judul
hendaknya disertakan dalam surat
permintaan untuk dapat menyiapkan
sesuai dengan tujuan diskusi.
5. Makalah yang telah disunting
panitia pengarah hendaknya segera
disampaikan kepada pemakalah untuk
mendapat persetujuan.
6. Setelah selesai diskusi, segera
menulis laporan pelaksanaan dan
meggabungkan dengan laporan panitia
pengarah.
7. Mengirimkan proseding hasil
diskusi kepada individu/instansi yang terkait
dengan diskusi.
Ketua Diskusi
Setiap jenis diskusi mempunyai
ketua/moderator yang didampingi oleh
seorang para penulis agar hasil
diskusi dicatat secara sistematis.
Seorang moderator yang baik tidak
bertindak sebagai komandan, guru,
lebih-lebih bukan sebagai penceramah/pemakalah
tandingan. Tugas
9
seorang moderator adalah mengatur
lalu lintas pembicaraan dalam diskusi.
Ia harus memberikan arah yang jelas
dan selalu mendorong peserta diskusi
agar selalu bergerak maju. Jika
terjadi kelambanan, ia harus mampu
melancarkan kembali jalannya
diskusi. Juga, jika pembicaraan menyimpang
dari garis yang telah ditentukan,
ketua harus mampu meluruskan kembali.
Supaya dia dapat menjalankan
perannya agar diskusi berjalan lancar,
tertib, dan mencapai tujuan, seorang
moderator harus mampu menghargai
setiap pendapat yang dikemukakan
dalam diskusi, sabar, jujur, ramah, dan
tidak berat sebelah.
Hal-hal yang harus dilakukan oleh
seorang ketua:
1. Menyiapkan diskusi secara matang.
Membaca, membuat catatan, dan
berpikir tentang masalah yang
didiskusikan merupakan kegiatan yang
harus dilaksanakan seorang
ketua/moderator.
2. Mengumumkan judul atau masalah
dan mengemukakan tujuan diskusi.
3. Menyediakan serta menetapkan
waktu. Moderator harus menyediakan
waktu untuk mengucapkan kata-kata pendahuluan,
diskusi, dan suatu
rangkuman singkat.
4. Menjaga keteraturan diskusi.
Ketua diskusi harus bertindak tegas dan
bijaksana. Pada saat yang sama,
ketua hanya mengizinkan seorang saja
yang berbicara. Setiap penanya harus
mendaftarkan diri untuk bertanya
misalnya dengan mengacungkan tangan.
5. Memberi kesempatan kepada setiap
orang yang ingin mengemukakan
pendapat. Prioritas hendaknya
diberikan kepada oarng yang belum
mendapat kesempatan bertanya.
6. Menjaga agar minat para peserta
tetap besar.
7. Menjaga agar diskusi tetap
bergerak maju. Ketua harus mengarahkan
diskusi untuk mencapai tujuan
diskusi.
8. Mencatat hal-hal yang penting
selama diskusi berlangsung.
9. Membuat rangkuman singkat pada
akhir diskusi. Rangkuman ini
merupakan hal-hal yang disepakati
dalam diskusi penceramah dan peserta
10
diskusi. Hal-hal yang belum
disepakati termasuk yang harus dimasukkan
ke dalam rangkuman.
Makna “ yang disepakati” adalah
pendapat/temuan dengan argumentasi/bukti
yang paling kuat. Jika argumentasi
sama kuatnya, ketua mengategorikan hal
tersebut sebagai hal “ yang belum
disepakati”. Hal yang tidak disepakati ini
dapat menjadi dasar bagi peserta
diskusi untuk meneliti kembali sehingga
dapat mendapatkan jawaban yang lebih
benar dengan bukti yang lebih kuat.
Berikut ini sejumlah hal yang harus
diingat oleh ketua/moderator
diskusi :
Harus :
1. Mengajukan pertanyaan yang
“provokatif”.
2. Menjadi pendengar yang baik.
3. Berpikiran terbuka.
4. Menjamin peran serta yang merata.
5. Memimpin dengan kemahiran
memimpin.
6. Menangkap makna pembicaraan
pembicara.
7. Berpikir mendahului kelompok.
8. Mendorong peserta diskusi untuk
berpikir.
9. Menumbuhkan suasana saling
membantu
10.Berusaha sensitif
11.Berlaku jujur tentang hal yang
tidak dikuasai.
12.Bersikap bersahabat.
Jangan :
1. Memaksakan pendirian sendiri.
2. Berselisih.
3. Bersilat lidah.
4. Mencemooh.
11
5. Berbicara terlalu banyak.
6. Bertingkah berlebihan.
7. Lupa diri.
8. Mengalami kehilangan kesabaran.
9. Terlambat memulai diskusi.
10. Terlambat menutup diskusi.
11.Bersikap angkuh.
12.Bersikap terlalu serius.
13.Menggunakan kata-kata yang tidak
dimengerti peserta.
14.Mencela diskusi.
Pembicara/pemakalah
Hal-hal yang harus dilakukan oleh
pemakalah yang baik :
1. Pemakalah harus
menulis/berdiskusi sesuai dengan topik yang diminta
atau dengan tujuan diadakannya
diskusi. Untuk keperluan ini. Pemakalah
harus membaca dengan cermat apa yang
diminta dan apa yang tercantum
dalam term of reference.
Sekiranya tidak setuju dengan topik
yang diminta, pemakalah harus
segera menghubungi panitia pengarah
guna merundingkan perubahan ini
supaya tidak menyimpang dari tujuan
diskusi.
2. Pemakalah datang tepat pada
waktunya.
3. Pemakalah mencoba terlebih dahulu
alat bantu yang akan digunakan.
4. Waktu berbicara, pemakalah
menjaga kontak mata dengan hadirin dan
tidak hanya melihat ke layar
tayangan.
5. Pemakalah mengakui argumentasi
yang lebih kuat (tidak berdebat kusir).
6. Pemakalah mengakui jika tidak
mengetahui sesuatu yang ditanyakan
peserta.
7. Pembicara tidak menganggap adanya
pertanyaan yang tolol.
8. Pembicara tidak melebihi waktu
yang disediakan untuknya.
9. Pembicara mengusai permasalahan.
12
10.Pembicara menggunakan alat bantu
secara efektif.
Peserta /pendengar
Peserta diskusi yang sopan dan etis
akan memperhatikan hal-hal
berikut ini :
1. Turut mengambil bagian dalam
diskusi.
2. Berbicara hanya kalau sudah
diizinkan moderator.
3. Berbicara dengan tepat, tegas,
lugas, dan jelas.
a) Jangan menjadi pemakalah
tandingan.
b) Hindarkan menggunakan
kata-kata”pendahuluan” yang terlalu banyak
(kita harus ingat bahwa orang lain
menunggu giliran untuk berbicara).
c) Hindarkan kata-kata gagah yang
maknanya kurang dikuasai.
4. Menunjang pertanyaan/pernyataan
dengan fakta-fakta, contoh-contoh,
dan pendapat para ahli yang sesuai /
relevan.
5. Mengikuti diskusi dengan penuh
seksama. Jika Anda tidak berminat
terhadap topik diskusi, jangan
memenuhi undangan yang diberikan
kepada anda.
6. Mendengarkan dengan penuh
perhatian.
7. Bertindak sopan dan bijaksana.
8. Mencoba memahami pendapat orang
lain.
9. Menghadiri diskusi dengan hati
yang bening tanpa preconditioned
thinking.
Kiat untuk
Menjadi
Pendikusi yang
Sukses
1. Menguasai the state of the art
Permasalahan
Pendiskusi yang baik adalah orang
yang sungguh-sungguh siap. Siap
berarti menguasai materi dan
menguasai peraturan main. Cara yang
13
tepat untuk penguasaan ini adalah
membaca sebanyak-banyaknya tentang
semua materi yang relevan yang
menyangkut perkembanganperkembangan
yang terbaru.
Dalam diskusi ilmiah menguasai semua
teori yang relevan dan yang
meliputi perkembangan yang baru
sangat penting. Dalam diskusi ilmiah,
siapa yang menguasai the state of
the art dialah yang merupakan bintang
diskusi. Siapa yang paling lemah
dalam berargumentasi, dialah yang
menjadi bulan-bulanan. Mengusai the
state of the art suatu materi
berarti memenangkan argumentasi dan
mungkin menjadi juru selamat
diskusi dari berbagai kesimpulan
yang sudah basi.
2. Menguasai bahasa Indonesia
dan asing yang baik dan benar
Semua pendiskusi (pembicara, moderator,
peserta biasa) yang efektif
adalah yang dapat menyatakan
pikirannya dalam susunan yang logis dan
sistematis. Membuat kalimat yang
sederhana, tepat dan benar lebih sulit
daripada membuat kalimat-kalimat
panjang dan rumit.
Semakin sederhana suatu kalimat,
semakin mudah dimengerti dan
semakin menjamin kelancaran diskusi.
Untuk ini para pendiskusi harus
berlatih bukan hanya dalam bahasa
tulisan tetapi juga bahasa tutur.
PENUTUP
Perbuatan etis sering dihadapkan
kepada pilihan antara kepentingan
pribadi dan kepentingan orang lain
(individu, masyarakat, negara). Orang
dapat iklas mendahulukan kepentingan
orang lain jika mempunyai motivasi
yang etis. Seperti kata Aristotoles,
hidup yang tidak bermakna tidak ada
artinya. Penulis percaya, latihan
dan sadar diri dapat menciptakan motivasi
yang etis pada setiap manusia.
14
REFERENS
Ehrlich, Eugene dan Gene R. Hawes.
1991. Komunikasi
Lisan: Teknik Berbicara yang Membawa
Anda ke Jenjang
sukses. Diterjemahkan dari Speak for
Success.
Dahara Prize. Semarang.
“Ethics.” 1979. Encyclopaedia
Britannica 6, 976 – 997.
Salomon, Robert C. 1987. Etika.
Diterjemahkan oleh
R. Andre Karo –Karo. Erlangga.
Jakarta.
Suriasumantri, Jujun S. 1985.
Filsafat Ilmu: Suatu Pengantar
Populer. Sinar Harapan. Jakarta.
Verhaak, C. dan R. Haryono Imam.
1989. Filsafat Ilmu Pengetahuan.
Gramedia. Jakarta.
Wiyanto, Asul. Tanpa tahun. Pidato,
Ceramah, dan Diskusi.
CV Bintang Pelajar. Gresik.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar