Minggu, 17 Mei 2015

Secuil Renungan Oleh : M. Radini (PKC Banjarmasin)


Secuil Renungan
Oleh : M. Radini
( 1 ) Anonim
Berbicara diantara sabda-sabda langit
Merajut dalam warna yang tidak pasti
Membenamkan aku dalam kidung teologi tak menentu
Semakin terjerambab ku dalam warna usang
Duh...
Kan kusaksikan ribuan kamuflase yang menyertai aku dengan ribuan keranda mayat tak bertuan
Kan ku tasbihkan dzikir – dzikir sirr yang telah kehingan warna
Yang telah kehilangan nafas-nafas gerak
Kan kusaksikan topeng dalam artefak yang menggerogoti kebenaran
Kan kusaksikan lentera hitam yang kan mendistorsi sejarah
Atau...
Aku akan mati dalam senyap takbir tak bertuan
Mati dalam rintihan peradaban yang tak pernah ku menegerti.
Yang selalu menghipnotisku dalam kemilaunya.
Bahkan...
Mati ku dalam Senggama
Tanpa Orgasme dan Kenikmatan,...
Lacur.......
Ujung Kota Banjarmasin, 15 Juli 2008
( 2 ) Kebisuan
Pesonamu yang berserak
Ku muak....
Ku jenuh....
Ku letih.....
Naluri ku mati
Sesaat ku sandang baju heroisme aktivis

Tentang
Nurani ........
Lelah ku berjalan dalam baju ini
Yang ingin ku tutup dalam kain kafan yang telah kuambil dari kuburan, semalam tadi..
Untuk nurani tak bertuan ku persembahkan Jisim ini
Ku persembahkan baju yang membunuhku dalam heroisme
dalam tangis sedih kaum proletar yang tak kurasakan sejak semalam.

Keranda mayat. Banjarmasin 16 Juli 2008




( 3 ) Setitik Hati
Ada Naluri beda ketika aku mencari setitik hati dalam keagungan biru..
Kemilau yang menjeratku dalam kerengkeng emas beku..

Setitik hati yang terus kucari dalam kamuflase..
Setitik hati dalam syiir cinta dimalam tadi..

Sebuah tanya dalam dekap tanpa warna..
Masihku dalam syiir yang menusuk hati di malamku..
Setitik yang kucari entah kemana ?
I Moe )

Greey History, 32-13-0000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar